Aku Lupa

        Terkadang Aku selalu menganggap semua ini gak adil . Ya aku teringat saat aku kelas X semester 1. Saat itu pembagian raport. Semua orang di kelasku mengidolakan aku menjadi rank-1, mungkin karena aku terlihat rajin menjawab pertanyaan guru dan bertanya. Lagipula waktu itu aku selalu mendapat nilai yang memuaskan. Jika aku mendapat nilai ulangan yang kurang, dan akhirnya remidi. Maka satu kelas juga remidi. Ya saat itu aku sangat percaya diri atas semuanya.... atas jerih payahku aku yakin dapat rank-3 besar. Tapi apa .... ternyata aku hanya dapat rank 8. Aku sangat jengkel waktu itu. Aku hampir ga percaya waktu itu, begitu juga teman-teman di kelasku. Waktu itu almarhum ibuku masih hidup. Saat itu dia masih tergeletak sakit di Rumah Sakit Puri Raharja. Tetapi dia sempet sms aku kayak gini, Gimana hasil rapotnya de?? . Ah gak memuaskan , cuma dapet rank 8, jawabku sesal. Ah gak boleh gitu, Itu udah bagus kok. Harus bersyukur, jawabnya. Aku bingung mengapa ibuku menjawab sms ku kayak gitu. Kukira dia akan menjawab smsku seperti ini, Yah semester selanjutnya ditingkatkan lagi, biar dapet rank-3 besar. Tetapi aku teringat kembali ucapannya saat aku bolos pelajaran matematika hanya untuk menemani dia yang sedang sakit di rumah sebelum akhirnya di bawa ke rumah sakit. Ibu lebih suka melihat anak ibu yang tumbuh normal seperti anak lainnya... ibu ga suka lihat kamu harus bersusah payah dan sakit hanya terobsesi dengan hal yang sementara, katanya tegas. Kembali aku berfikir apa itu maksudnya ya, aku harus bersyukur atas semua ini,  mungkin memang tercapai saja... mungkin suatu hari aku dapat menggapai bintang. Aku bener-bener lupa yang namanya arti kebahagiaan... Tolong ingatkan aku lagi ....